Ebola Virus Disease (EVD) terdiri atas 5 spesies, Yaitu Bundibugyo Ebola Virus, coite d’lvaire ebolavirus (CIEBOV), sudan ebola virus (SEBOV), Reston ebolavirus (REBOV) dan zaire ebolavirus (ZEBOV). Ebolavirus (EBOV) merupakan virus negative-sense single stranded RNA berbentuk heliks yang beramplop livid, bagian dari kelompok family filovirdae.
Asal Usul Virus Ebola:
- Reservoir Alami: Virus Ebola diyakini berasal dari kelelawar buah, yang bertindak sebagai reservoir alaminya. Meskipun kelelawar tidak terpengaruh oleh virus ini, mereka dapat menyebarkannya kepada hewan atau manusia melalui kontak langsung atau tidak langsung.
- Wabah pada Manusia: Wabah pada manusia sering terjadi ketika individu berhubungan dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya dari hewan terinfeksi seperti kelelawar, simpanse, gorila, monyet, dan antelop hutan.
2. Penularan Virus Ebola:
- Penularan Manusia ke Manusia: Ebola menyebar di antara manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya dari individu yang terinfeksi.
- Di Lingkungan Perawatan Kesehatan: Tenaga kesehatan berisiko lebih tinggi jika tindakan pengendalian infeksi yang tepat tidak diikuti selama perawatan pasien.
- Penanganan Barang yang Terkontaminasi: Kontak dengan permukaan, benda, atau bahan terkontaminasi virus juga dapat menyebabkan penularan.
3. Gejala Ebola Virus Disease:
- Timbul Secara Mendadak: Gejala biasanya dimulai tiba-tiba, dengan demam, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
- Masalah Gastrointestinal: Nausea, muntah, dan diare sering terjadi, seringkali disertai rasa sakit di perut.
- Gangguan Fungsi Ginjal dan Hati: EVD dapat menyebabkan kegagalan ginjal dan hati, ditandai dengan kuningnya kulit (jaundice) dan perubahan dalam volume urine.
- Manifestasi Perdarahan: Kasus parah dapat melibatkan perdarahan internal dan eksternal, serta ruam pada kulit.
- Keterlibatan Sistem Saraf Pusat: Pada tahap akhir, gejala neurologis seperti kebingungan dan kejang mungkin terjadi.
4. Diagnosis dan Pengobatan:
- Pemeriksaan Laboratorium: Tes darah dapat memastikan keberadaan virus Ebola.
- Perawatan Supportif: Saat ini, belum ada pengobatan spesifik untuk EVD. Perawatan supportif melibatkan pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit, terapi oksigen, dan pengobatan infeksi tambahan.
- Pengobatan Eksperimental: Beberapa pengobatan eksperimental, seperti obat antivirus dan plasma konvalesen, masih dalam tahap penelitian.
5. Pencegahan dan Pengendalian:
- Vaksinasi: Pengembangan vaksin Ebola telah menjadi terobosan penting dalam mencegah penyebaran virus ini. Kampanye vaksinasi sangat penting di daerah yang terkena dampak.
- Tindakan Pengendalian Infeksi: Praktik pengendalian infeksi yang ketat, termasuk penggunaan peralatan pelindung diri dan kebersihan yang baik, sangat penting di lingkungan perawatan kesehatan.
- Praktik Pemakaman Aman: Penanganan dan pemakaman yang aman bagi individu yang meninggal akibat EVD penting untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Ebola Virus Disease merupakan ancaman serius terhadap kesehatan global, dan pemahaman yang baik tentang pencegahan, penularan, dan pengelolaan dapat membantu melindungi masyarakat dari risiko penyakit ini. Langkah-langkah pencegahan dan perawatan medis yang tepat waktu dapat memainkan peran kunci dalam mengurangi dampak dan memerangi penyebaran Ebola.