Batasan
Sedasi adalah tidak dirasakan nya sensasi nyeri atau rangsang hebat sedasi bertujuan mehilangkan rasa takut dan kecemasan mengurangi ingatan traumatis, meminimalisir ketidaknyamanan dan nyeri, mengamankan prosedur medis, memulihkan kondisi pasien setelah tindakan medis.
Analgesia adalah suatu tindakan menghilangkan nyeri tanpa melakukan intervesi pada tingkat kesadaran perubahan tingkat kesadaran mungkin terjadi akibat efek samping obat analgesia .
Tingkat Sedasi
Sedasi Minimal (asiolisis)
Suatu kondisi yang dipengaruhi obat, pasien masih berespon normal terhadap perintah verbal. fungsi kognitif dan kordinasi terpengaruh tetapi obat tidak mempengaruhi refleks saluran respiratory , fungsi ventiasi dan kardiovaskular.
Sedasi menengah ( consious sedation)
Penurunan kesadaran diinduksi obat, masih dapat merespons perintah verbal atau rangsang taktil minimal. Tidak perlu intervensi untuk mepertahankan saluran respiratori. Fungsi kardiovaskular perlu dipertahankan .
Sedasi disosiatif .
Status kateleptis menyerupai kondisi “trans” yang diinduksi obat disosiatif ketamin, ditandai analgesia dalam dan amnesia, retensi refleks protektif saluran respiratori. Napas spontan, serta fungsi kardiopulmonal .
Sedasi dalam
Depresi napas yang diinduksi obat . Pasien yang sulit dibangunkan namun berespons terhadap rangsang nyeri . Fungsi ventilasi dapat terganggu pasien perlu bantuan alat untuk mempertahankan saluran respiratori karena ventilasi tidak adekuat. Fungsi kardiovaskular perlu dipertahankan .
Anestesia umum
Kehilangan kesadaran yang diinduksi obat, pasien tidak dapat dibangunkan meskipun diberi rangsang nyeri . Fungsi ventilasi spontan biasanya terganggu. Pasien membutuhkan bantuan alat untuk mempertahankan patensi saluran respiratori. Serta bantuan ventilasi dan fungsi neuro-muskular fungsi kardiovaskular biasanya terganggu .
Prosedur sedasi dan analgesia merupakan suatu teknik pemberian zat sedatif, analgesia, dan obat disosiatif untuk menginduksi suatu kondisi agar pasien menjadi toleransi terhadap berbagai prosedur yang tidak menyenangkan dengan mempertahankan fungsi kardiopulmonal.
Penilaian sedasi.
Skala ramsay
Tingkat kesadaran dibagi menjadi 6 tingkatan .
Sebagian besar intensivis memilih tingkatan sedasi pada kondisi pasien tetap mengantuk, namun mudah untuk dibangunkan. Skor ramsay 2- merupakan pilihan ideal sebagai titik akhir sedasi .
Skala Comfort
Terdiri atas 8 variable (masing – masing berisi 5 kategori yang telah validasi untuk penilaian tingkat sedasi di PICU . Interprestasi skala COMFORT apabila didapatkan nilai 8-16 sedasi dalam. 17-26 sedasi optimal 27-40 sedasi inadekuat .
Penilaian Rasa Nyeri .
Penilaian rasa nyeri pada pasien sakit kritis sulit dilakukan karena tidak dapat mengungkapkan atau nyeri akibat terpasang intubasi endotrakea, pengaruh sedasi, dan penurunan kesadaran. Rangsang nyeri dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti insisi, drainase , iskemia , inflamasi , edema, dan prosedur invasif . Klinisi harus dapat mengenali parameter sensoris, fisiologis, dan perubahan perilaku akibat nyeri, antara lain peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, serta timbul kecemasan dan penyulit pada penggunaan ventilasi mekanis . Skala nyeri dapat dipakai untuk menentukan tingkatan nyeri. Dua skala nyeri yang sering dipakai . Yaitu skala numerik dan wong-baker FACES poin rating scale. Pada skala numerik, digunakan skor 1-10, 10 menggambarkan tingkat nyeri terburuk, dan 0 menggambarkan tidak ada sensasi nyeri. Skala FACES lebih sesuai diterapkan pada pasien sakit kritis. Skala ini terdiri atas 5 gambar wajah yang mengindikasikan tingkatan nyeri dan pasien tinggal menunjuk untuk menyatakan wajah mana yang menggambarkan tingkatan nyeri yang sedang dirasakan .
Indikasi
Indikasi utama; penggunaan ventilasi mekanis dan berbagai prosedur baik invasif maupun noninvasif . Beberapa prosedur yang memerlukan sedasi .
Pemantauan Sedasi Dan Analgesi
Setiap tindakan sedasi membutuhkan intervensi depresi napas laingopasme. hipotensi sampai apnea. untuk mengantisipasi keadaan tersebut, American Academy of Pediatric (AAP) merekomendasi persiapan setiap tindakan sedasi menggunakan akronim SOAPME,S (Suction),O (Oxygen), A (Airway),P (Pharmacy) Obat obatan resusitasi hidup dasar dan obat obatan antidotum seperti nalokson, flumazenil, M (monitor) puls oksimetri monitor tekanan darah, elektrokardiografi;
Pemantauan Pemakaian Sedasi dan Analgesia
Sebelum dilakukan sedasi, Diperiksa tanda vital awal, Pemantauan dasar pada pasien dalam pengaruh sedasi meliputi tingkat kesadaran , pernapasan dan patensi jalan napas, irama nadi dan denyut jantung, oksigenasi dan ferfusi, serta nyeri dan kecemasan/gelisah . Faktor lainya seperti efek samping obat sedasi dan analgesia serta faktor lingkungan seperti suhu kamar juga perlu di pantau .
Pemantauan Sedasi Ringan (ansiolisis)
Fungsi respirasi kardiovaskular , Serta refleks tidak terganggu, Pemantauan hanya dilakukan tanda vital .
Pemantauan Pada Tingkat Sedasi Lebih Dalam
Pemantauan Tanda Vital, Tekanan darah, Dan saturasi perifer dengan pulse oxymetri, karnograpi merupakan baku emas untuk pemantauan ventilasi lebih sensitif dibandingkan dengan pulse oxymetry .
Semua anak yang telah mendapat prosedur sedasi dan analgesia perlu dipantau hingga tidak terdapat resiko depresi kardiopulmonal. Sebelum dipulangkan dari fasilitas kesehatan, Kesadaran harus pulih dan orientasi terhadap lingkungan sekitar baik. serta tanda vital harus stabil untuk menilai secara objektif dapat digunakan system skor . Aldrete Recovery yang telah dimodifikasi .